Nur Aini, Pembelajar dari Bangkalan
Gema suara takbir bersahutan sejak malam kesepuluh bulan Dhulhijjah. Hari raya Idul Adha di Indonesia ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2024 berbeda satu hari dengan Arab Saudi yakni 16 Juni 2024. Perbedaan ini adalah hal yang wajar karena setiap kawasan memiliki rukyahnya masing-masing dan perbedaan penanggalan Hijriyah yang terjadi dapat diterima. Secara Scientific letak Arab Saudi berada jauh di barat Indonesia sehingga Hilal lebih awal terlihat dibandingkan di Indonesia yang tidak ada laporan melihat Hilal. Bukankah Penentuan awal bulan Hijriyah mengikuti peredaran bulan mengelilingi matahari?.
Pimpinan cabang Muhammadiyah (PCM) Burneh melaksanakan sholat hari raya di Masjid Al-Hudaa yang sedang direnovasi yakni pelebaran masjid dengan membangun ruang utama yang lebih tinggi pondasinya. Walaupun sholat di atas bangunan yang masih proses renovasi tidak menyurutkan jamaah untuk datang berbondong-bondong ke tempat ini. Jamaah wanita berada di halaman masjid sebagiannya lagi di dalam masjid lama. Jamaah laki-laki menempati ruang utama masjid yang dibangun dengan beratapkan langit. Bertindak sebagai imam adalah ustadz Drs.H.M.Busiri sedangkan ustadz Drs.H.Moh. Affandi bertindak sebagai Khotib. Dalam khotbahnya ustadz Fandi begitu sering disapa, mengajak jamaah untuk mengambil ibrah dari nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan keluarga nabi Ibrahim As. Selanjutnya berupaya semaksimal mungkin untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sholat Id telah dilaksanakan dengan penuh kekhusuan, jemaah kembali ke rumah masing-masing untuk berbuka karena disunnahkan untuk tidak makan sebelum melaksanakan sholat Idul Adha. Kebiasaan di Burneh khususnya dan Bangkalan pada umumnya adalah makan bersama keluarga besar dengan menu ‘Adhun“, yaitu ayam kampung bumbu lengkap yang dimasak bersama santan. Pada masa kecil penulis makanan ini hanya ada saat lebaran. Sungguh begitu nikmat untuk disantap bersama keluarga. Selesai makan bersama kegiatan selanjutnya ke tempat penyembelihan binatang Qurban. Datang sebagai pengurban, panitia atau hanya ingin menonton saja. Tahun ini Pimpinan Cabang Muhammadiyah Burneh menerima hewan Qurban sebanyak 39 ekor dengan rincian 13 ekor Kambing dan 26 ekor Sapi. Panitia bekerja secara maksimal dan profesional sehingga dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah binatang Qurban. Tahun 2023 PCM Burneh menerima binatang qurban sebanyak 23 ekor Sapi dan 11 ekor Kambing. Terjadi peningkatan jumlah pengurban sebanyak 23 orang. Penyembelihan dipusatkan di lapangan HW (Hizbul Wathon) dan sekitarnya. Selanjutnya binatang yang telah disembelih dibawa ke halaman madrasah untuk dirawat dan didistribusikan ke ruang pemotongan dan pembagian daging. Jumlah panitia sebanyak 300 orang, 40 orang diantaranya adalah kawan-kawan dari Nasyiatul ‘Aisyiah yang bertugas sebagai pembagi daging dan konsumsi. Setiap satu ekor Sapi perawatnya terdiri dari 6 orang sedangkan satu ekor Kambing perawatnya dua orang. Sekretaris yang mencatat pengurban dan penerima daging qurban dan segala hal terkait kepanitiaan jauh hari telah bekerja dengan sangat teliti. Pembagian kerja telah dibentuk sebaik mungkin. Tim penyembelih, pemotong daging, pemotong tulang dengan mesinnya, pengangkut daging dari luar ke dalam ruangan, tim pembagi daging, tim pengantar daging, ada tim kesehatan yang selalu siaga, tim intel dan tim bersih-bersih yang harus membersihkan tiga ruang kelas dan halaman madrasah Diniyah Al-Hudaa Muhammadiyah Burneh sebagai sentral perawatan daging qurban. Panitia telah membungkus daging Qurban sebanyak 2.500 bungkus. Dari PPA Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah ada himbauan untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik. Usahapun dilakukan dengan mendatangkan sejumlah lembar daun jati, namun masih jauh dari kata mencukupi. Semoga harapan dari ‘Aisyiyah di masa yang akan datang dalam mewujudkan Green Idul Qurban dapat dimaksimalkan oleh panitia Qurban.
https://www.tiktok.com/@nurainilink/video/7381813617106210053?is_from_webapp=1&sender_device=pc
Ada pemandangan menarik tatkala dari kejauhan terlihat seorang bocah dengan diiringi kawan-kawan sebayanya membawa seekor Kambing. Setelah dilihat bocah ini adalah Mirza salah seorang murid Madrasah Diniyah Al-Hudaa Muhammadiyah Burneh yang duduk di kelas dua. Sosok Mirza adalah anak yang aktif di kelas. “Dirinya juga memiliki kepedulian tinggi terhadap teman-temannya”, kata ustadzah Rohimah. Mirza sering dibawa ayahnya ke pasar ‘Ahadhen’ (pasar minggu) di Langkap Burneh yang menjadi pusat jual beli Sapi dan Kambing. Terbetik dalam pikiran Mirza untuk dapat membeli seekor Kambing untuk dikurbankan. Diam-diam dia menyisihkan uang sakunya untuk dicelengi tiap hari. Setelah setahun celengannya dibuka dan diserahkan kepada ayahnya tentu orang tuanya sangat bangga dan berbahagia dengan menambahkan sejumlah uang untuk dapat membeli seekor kambing dambaan putra tercintanya. Senyum mengembang di bibir Mirza tatkala Minggu sebelum hari raya Idul Adha Mirza didampingi ayahnya bapak Rahem memilih sendiri Kambing yang akan dibeli. Pembelajaran dari seorang bocah bernama Mirza bahwa niat yang kuat akan mengalahkan kenyamanan di sekelilingnya. Ibadah qurban tidak hanya diperuntukkan bagi yang berduit, Mirza telah memberi contoh nyata. Sikap Mirza memberikan tauladan bagi rekan sebayanya untuk rajin menabung. Membangun pembiasaan-pembiasaan positif seperti senang berbagi, memupuk kepedulian, taat pada perintah agama, telah dilakukan Mirza. Mudah-mudahan dapat menginspirasi teman sebayanya. Tetap semangat Mirza semoga keinginan untuk dapat berkurban tiap tahun tercapai.
Burneh, 18 Juni 2024
Tulisan yang menginspirasi. Luar biasa Ananda Mirza dari SD Burneh Bangkalan telah memberikan teladan pada teman-teman seusianya dan orang lain. Semoga anak-anak seusia Mirza menjadi semangat untuk menabung, menyisihkan uang untuk ibadah Qurban sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, taat menjalankan perintahnya, dan memupuk kepedulian sosial dalam memeriahkan ibadah Qurban. Terima kasih Bu Nur Aini Link telah berbagi cerita yang sangat menginspirasi. Salam hangat dari Kota Balikpapan.
Terimakasih Bu Umi Putri Ibalia, salam hangat dari Bangkalan
Masya Allah ananda Mirza perbuatannya menjadi inspirasi kita, bukan untuk anak kecil saja bahkan pembelajaran untuk kita yang dewasa. Terima kasih Bu Nur Aini
betul sekali amak Syofni
Mirza keren banget, semoga menjadi anak shalih yang membanggakan ya Nak.
Terima kasih Bunda Nur Aini, sudah berbagi cerita
amiin allahumma amiin, terimakasih bu Izzuki
Alhamdulillah. Mantap
terimakasih Aba Fandi
Alhamdulillah. Mantap Nasiatul Aisyiyah tampil sbg Pembelajar yg sangat Kreatif.
terimakasih aba Fandi
MasyaAllah, Mirza hebat seorang anak yang inspiratif
terimakasih bu Tri
Luar biasa seorang siswa sudah memahami perintah Allah SWT untuk berkorban. MasyaAllah…
terimakasih bu Susiyati
MasyaAllah dari bocah kecil ini, terdapat sentuhan ruhani yang luar biasa. Terima kasih bu Nur Aini, telah berbagi inspirasi
ya bunda sangat mengisnpirasi Mirza