Awas Bulan Haram

Nur Aini, pembelajar dari Bangkalan

Jum’at adalah hari spesial bagi pemudi – pemudi atau emmak-emmak muda yang tergabung dalam pengajian NA Nasyiatul Aisyiyah cabang Burneh. Setiap Jum’at kami berkumpul bersilaturahmi dari rumah ke rumah. Kegiatan kajian ilmu ini dilaksanakan ba’da Asar sampai menjelang Maghrib. Kebanyakan anggotanya para ibu muda sehingga terlihat balita juga nimbrung di majelis ini. Pengajian dimulai dengan membaca Kalamullah bersama sebanyak dua mikra’. Dilanjutkan dengan kultum Kuliah tujuh menit dari salah satu anggota. Ceramah agama merupakan acara inti yang disampaikan oleh salah satu pimpinan cabang Muhammadiyah Burneh.

Cuaca yang cukup panas 30° tidak menyurutkan semangat kawan-kawan untuk hadir di rumah Ukhti Ika sebagai tuan rumah. Bulan ini telah memasuki urutan kesebelas dalam kalender Hijriyah yaitu bulan Dhulqoidah. Ada empat bulan Haram (mulia) seperti yang tertuang dalam Alquran surat At-taubah ayat 36 yaitu Rajab, Dhulqoidah, Dhulhijjah dan Muharram. Empat bulan ini sangat dimuliakan maka perbanyaklah amal Sholeh karena pahala dilipatgandakan. Demikian juga bagi para pelaku maksiat dosanya berlipat pula. Maka jauhilah segala hal yang tidak diridhoi Allah SWT. Kultum yang disampaikan oleh Ukhti Kamilia Hanif. Menghadiri majelis ilmu merupakan salah satu bentuk amal Sholeh demikian imbuhnya.

Selanjutnya ceramah agama disampaikan oleh ustadz Masriyanto, S.Th.I yang mengajak jemaah sebagai lulusan Ramadan untuk instrospeksi “sudahkah nilai -nilai Ramadan diimplementasikan?”. Ramadan telah mentarbiyah untuk senantiasa taqorrub kepada Allah SWT. Setelah bulan Syawal hendaknya kita mampu mempertahankan nilai -nilai Ramadan di sebelas bulan lain. Tidak ada yang dapat menjamin kita dapat bertemu dengan Ramadan tahun depan, maka jadikanlah bulan – bulan lain laksana bulan Ramadan. Kecepatan dalam berbagi saat Ramadan jangan hanya dilakukan saat Ramadan saja. Rasulullah Saw yang telah dijamin Syurganya namun ibadah beliau sangat maksimal bahkan saat sholat malam kakinya sampai bengkak. Hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah sebagai bentuk Syukur kepada Allah SWT. “Marilah kita tingkatkan amal Sholeh sebagai Alumni Ramadan”, Begitu harapan ustadz Masriyanto mengakhiri ceramahnya. Indikator diterimanya amal ibadah adalah senang melakukan kebaikan -kebaikan berikutnya.

Tuan rumah telah menciptakan suasana pengajian berjalan lancar semoga keberkahan menyelimuti kehidupan keluarga ini, amiin.

Burneh, 2 Juni 2023

Comments are closed.