Selamat hari Kartini 2024

Hari ini Minggu 21 April 2024 bertepatan dengan hari Kartini diperingati di Indonesia. Sosok Kartini adalah seorang perempuan yang menginspirasi para wanita Indonesia pada zamannya dan generasi selanjutnya. Beliau adalah pahlawan nasional yang memperjuangkan emansipasi perempuan, dengan perlawanannya melalui media tulisan yaitu surat-suratnya yang dibukukan dengan tajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang memuat cita-cita dan pemikirannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia.

Berikut tulisan sahabat-sahabat IRo-Society tentang Hari Kartini.

KARTINI MODEREN
Berjuang dari pinggir jalan hingga Griya Tawang

Seorang ibu penjual nasi uduk di Jl Garuda, Pamulang, Tangerang Selatan, dengan bangga menceritakan keberhasilan anaknya di sekolah perawat. Katanya, “Mahasiswa jurusan perawat memang beda.” Di jalan yang sama ibu pemilik warung sembako dan kebutuhan sehari-hari menceritakan anak perempuannya yang belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Jawa Timur. Katanya, “Wanita harus maju. Wanita bukan itu. suwargo nunut neroko katut. Saya ikhlas bekerja dari pagi sampai malam asal anak perempuan saya nantinya menjadi wanita sukses.”
Di Gombong 50 tahun lalu banyak ibu-ibu berjualan sayur keliling dengan bakul yang digendong dan tampah yang disangga dengan kepalanya. Mereka bangun jam 3 dini hari, berangkat ke pasar untuk berkulakkan, dan berjalan mengelilingi gang-gang perkotaan melayani pelanggannya. Mereka tiba di rumah setelah tengah hari dan langsung memasak utntuk suami dan anak-anaknya. Mereka punya satu target: hidup lebih baik. Mereka tak takut gagal bak atlet Olimpiade yang bersemboyan *Vini vidi vici; aku datang, menantang dan menang
Di antara mereka adalah Almarhumah Bu Wakhidan, tetangga di Gg Sindoro IV dan Almarhumah Bu Leginem, yang meninggal 4 tahun lalu. Ibu-ibu di atas adalah Kartini-Kartini di zaman moderen yang berjuang di jalanan untuk kemaslatan keluarganya. Mereka percaya bahwa dirinya mampu melakukan tindakan yang bermanfaat untuk masyarakat seperti juga kaum pria.

Dari griya tawang (apartment)-nya di Paris, Marcedes Era akan bangga melihat Kartini-Kartini Indonesia. Katanya kepada wartawan Financial Times, ” Wanita dan pria itu punya hak dan kesempatan yang sama. Wanita perlu lebih percaya diri.” Era adalah wanita pertama Prancis yang menjadi CEO di RSCG, salah satu perusahaan iklan terkemuka di Prancis. Di tangannya sejumlah produk menjadi mendunia: Volvo, Danone, Pfizer, Orange dan Disney. Dia mendapat gelar kehormatan Chevalier de la Legion d’hanneur atas sumbangsihnya terhadap perekonomian negaranya dan kegigihannya mengangkat peran wanita di masyarakat Prancis. Financial Times memasukkannya ke dalam 25 pengusaha wanita terkemuka Eropa pada 2004. Sungguhpun begitu Marcedes Era tetaplah istri dan ibu yang baik untuk 4 anaknya. Di Indonesia masa kini Marcedes Era itu Susi Pujiastuti, Sri Mulyani Indrawati, Retno Marsudi, Martha Tilaar dan banyak nama lagi. Semua pantas disebut Katini Intelektual yang berjuang di jenjang pengambilan kebijakan.
Semangat Kartini Moderen berjuang memperbaiki diri, kehidupan keluarga dan masyarakatnya tampaknya tetap membara di pelbagai belahan dunia. Bahkan, mengutip data dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pengajar filsafat Universitas Indonesia, Saras Dewi, mengatakan 64% usaha mikro, kecil, dan menengah(UMKM) dikelola perempuan (Kompas, 9 April 2022).
Selamat hari Kartini untuk saudari-saudariku, putri-putri Indonesia moderen, yang tak mengenal lelah berjuang untuk keluarga dan sesama, dari jalanan hingga griya tawang🌸🌻🍁

Ponco A Kardomo
Pengagum RA Kartini tinggal di Tangerang SeLatan, 21 Apeil 2024

BAYI DI JAMAN NOW
Merdeka Selalu Perempuan Indonesia

‘RudiEdogawa’

Aya, Aya, Aya. Anakne sopo, Nak. Aya (Ayah).Percakapan Sakura dengan bunda Dian Edogawa (bojoe Rudi Edogawa). Terdengar dari mulut mungil anak saya ( Sakura ). Padahal seorang ayah jarang momong atau malah tidak pernah momong, ini yang bikin godheg-godheg (geleng-geleng) emak-emak yang hidup di jaman now kepada suami (bapak e anak-anak). Padahal seorang ayah jarang momong atau malah tidak pernah momong, ini yang bikin godheg-godheg (geleng-geleng) emak-emak yang hidup di jaman now kepada suami (bapak e anak-anak). Padahal ayahnya tidak pernah momong yang dipanggil setiap waktu malah nama ayahnya. Meski semua kelebihan ada pada ibu, mama, atau bundanya termasuk “terompet” yang disukai balita. Jare istilah wong Bangil dijejeli terompet langsung diam.

Perkembangan anak-anak dan balita dari generasi ke generasi bergeser menyesuaikan kondisi jamannya. Memang hanya sekedar opini, waktu tempo doeloe bayi yang baru lahir untuk dapat melihat atau mata terbuka lebar menunggu beberapa Minggu untuk dapat melihat dunia, dan sekarang bayi yang baru lahir langsung dapat tidak menangis. Memang bikin gemes untuk menutupi ketidakmampuannya dalam hal ini “kesabarannya” dan “ketelatenannya” dengan alasan sibuk sebagai “wanita” karir. Waow, Wanita karir, bro.

Perjalanan hidup manusia dari generasi ke generasi akan mengikuti perkembangan jamannya sebagai makhluk yang sempurna bukan hanya pembelajar dan peniru ulung namun ada tugas dan responsible yang harus di emban dan diperhatikan. Fenomena-fenemona kehidupan yang terhampar di depan mata sering lenyap begitu saja tanpa terekam seiring waktu. Sayang sekali. Padahal dari sini banyak sekali pembelajaran yang dapat diambil hikmahnya untuk dijadikan bahan bahu standard kurikulum rekayasa yang super cerdas dan amazing. Pola tingkah anak-anak, ini belum lagi berbagai suara merdu tangisan balita / anak-anak termasuk di dalamnya ketawa-ketawanya yang lucu bikin nyentol atau nyubit, pendek kata gemes habis.

Keberadaan teknologi dan hadirnya kecanggihan mempermudah dalam menompang aktivitas sehari-hari termasuk memomong balita dan anak-anak. Ada mainan canggih seperti hp dan bolo-bolonya semakin bikin “waow” saja bagi wanita-wanita karir dengan menompang nama besar emansipasi wanita “Kartini Jaman Now”. Kognitif dan Psikomotorik balita dan anak-anak generasi Z maupun generasi Alpha sangat bagus tetapi dari sisi afeksi masih perlu dipertimbangkan yang pada akhirnya melahirkan generasi muda yang individual, egois, semau gue dan yang lebih parah lagi adalah generasi Instan yang katanya pintar, namun tidak memiliki empati dan kerendahan hati serta ketauladan nenek moyang dengan budaya ketimurannya yang dijaga beribu-ribu tahun akan segera terkikis bahkan lenyap.

Bangil, 21 April 2024

4 Comments

  1. Mantap
    Selamat hari kartini Bunda Nur Aini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *