Kelas V SDN Burneh 1
Nur Aini, M.Pd.I GPAI SDN Burneh 1

Nur Aini, M.Pd.I GPAI SDN Burneh 01
Pesan dari langit yang tertuang dalam Al-Qur’an seharusnya dibumikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Demikian juga saat kita mentransfer ilmu dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’ankepada peserta didik. Tingkat kemampuan menangkap materi dari tiap-tiap anak pasti berbeda. Dibutuhkan metode yang dapat mengayomi dan memberikan kenyamanan bagi semua murid.
Pembelajaran Diferensiasi diharapkan mampu menjawab keragaman yang ada dalam kelas. Dalam proses Pembelajaran berdeferensiasi ada tiga strategi yang dapat dipilih yaitu diferensiasi Konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten berkaitan dengan materi yang diajarkan kepada murid sebagai tanggapan dari kesiapan belajar murid, minat atau gaya belajarnya. Diferensiasi proses berkaitan dengan perbedaan proses pembelajaran dengan menyediakan kegiatan berjenjang, adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual, memvariasikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan kegiatan bervariasi. Diferensiasi produk berkaitan dengan perbedaan produk tagihan dengan variasi tantangan.
Selain itu perlu mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran deferensiasi yaitu dengan mengetahui karakteristik siswa, penyiapan materi, dan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran berdeferensiasi antara lain metode ceramah, diskusi kelompok, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran berbasis tekhnologi. Kenyamanan siswa saat belajar, adanya peningkatan keterampilan dari segi hard skill maupun soft skill dari siswa merupakan indikator keberhasilan dari pembelajaran berdefensiasi. Semua itu akan tercapai jika suasana lingkungan belajar yang kondusif sehingga semua peserta didik lebih fokus dalam belajar.
Dalam pembelajaran di kelas V bab 1 materi “Menyayangi Anak Yatim ” mata pelajaran PAI yang diampu, penulis mencoba memberlakukan pembelajaran berdeferensiasi. Langkah pertama adalah menentukan tujuan pembelajaran kemudian memetakan kemampuan siswa, menentukan straregi pembelajaran, menyediakan alternatif belajar.
Pembiasaan Literasi hendaknya dibiasakan sejak dini sehingga membentuk karakter berliterasi dengan baik. Pada pembelajaran kelas V semester 1 bab 1 tentang menyayangi anak yatim, murid diberikan tugas membaca materi kemudian menyusun peta konsep tentang QS. Al-Ma’un sesuai dengan apa yang dibaca. Bentuk peta konsep bermacam-macam disesuaikan dengan selera siswa. Setelah itu dengan dipandu guru, siswa secara berkelompok mendiskusikan dan menuliskan nilai-nilai yang terkandung dalam QS. Al-Ma’un. Kalimat-kalimat sederhana yang berisi ajakan kebaikan kemudian diwarnai sesuai dengan selera masing-masing.
Dengan panduan dan kata pancingan dari guru, murid-murid berhasil membuat pesan-pesan sederhana dari QS. Al-Ma’un. Inti dari Al-Ma’un ada dua point yaitu tentang siapakah yang disebut pendusta agama?, kedua adalah siapakah orang-orang yang celaka?. Dua point ini dapat dijabarkan dengan memancing siswa untuk memposisikan dirinya agar tidak termasuk golongan pendusta agama dan orang lalai. Pertanyaannya adalah apa yang harus kita lakukan? Mengalirlah dari lisan mereka, “saya harus menyantuni anak yatim, saya harus menyayangi anak yatim, saya harus membantu orang miskin, saya akan bersedekah, saya akan sholat tepat waktunya, saya akan menolong teman yang membutuhkan pertolongan” dan sebagainya. Kalimat pancingan dan sugesti kepada murid itu sangat diperlukan agar pikiran mereka menerawang saat berada dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran berdeferensiasi berusaha mengakomodir cara belajar siswa dalam memahami dan menyerap serta mempraktikkan materi yang diajarkan guru di kelas. Nilai-nilai Al-Ma’un yang telah mereka pahami kemudian dicontohkan dalam sosiodrama sederhana, sehingga siswa lebih mengerti pesan-pesan dalam Al-Qur’an karena mereka langsung mempraktekkannya. Sosiodrama yang mereka peragakan dan pesan-pesan Al-Ma’un yang telah dibuat, rekam jejak digitalnya dapat disimak di youtube NurAini-LINK dengan judul “Membumikan Al-Ma’un//PAI Kelas V”.
Sebagai anak generasi Z maka kehidupan siswa tidak dapat dilepaskan dari gawai/HP. Benda ini ibarat pisau yang bermata dua, dapat menjaadi bermanfaat atau mencelakakan diri. Bijaklah dalam bersahabat dengannya. Pembelajaran saat ini tidak dapat dilepaskan dari kecanggihan Digital. Pelaksanaan asesmen digunakan HP handphone sebagai media dalam proses pembelajaran. Quizizz menjadi pilihan dan respon peserta didik hanya satu kata “Seru bu!”. Dilanjutkan dengan ulangan harian berbasis digital yakni menggunakan goegle form yang dikerjakan di rumah masing-masing dengan dilandasi kejujuran. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir siswa yang tidak membawa HP karena beragam alasan. Selain sebagai bentuk kerjasama antara guru dan orang tua mengembangkan sikap kejujuran. Anak-anak merasa enjoy dan sangat menikmati proses belajarnya. Tepatlah yang disampaikan oleh Rasulullah saw, “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.(H.R. Ali Bin Abi Thalib)
Bangkalan, 3 Oktober 2023
Alhamdulillah
terimakasih ustad Abunawas
Sangat mengedukasi sekali
terimakasih Cak Herman
Sukses terus bunda Nur Aini. Barokallah
terimakasih bu dokter
Kereeeen Mbak Nur Aini, barokallahu fii kum.😍
terimakasih bu Nur Azizah, ibu juga kerren
aamiiin allahumma amiiin terimakasih
aamiiin terimakasih bu Nur Azizah